Ayat-ayat
Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang Peredaran Matahari, Waktu Shalat dan Arah Kiblat.
Pada surah Yaasin ayat 38 – 40
“Dan matahari di tempat
peredarannya. Demikian itu adalah ketetapan yang Maha Perkasa Lagi Maha
Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan Manzilah-manzilah, sehingga
setelah sampai manzilah yang terakhir, kembalilah ia sebagai bentuk tandan tua.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarya.” (QS. Yasin. :
38-40)
Pada surah An-Nisa 103
diterangkan
“Sesunguhnya shalat itu adalah
fardhu yang telah ditentukan waktu atas orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisa’
103)
Pada surah Hud juga dijelaskan
“Dan dirikanlah Shalat itu di
kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari pada malam.
Sesungguhya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
(QS. Hud :114)
Pada surah Al Isra’
“Dirikanlah Shalat dari sesudah
matahari tergelincir sampai gelap malam, dan (dirikanlah pula Shalat) Subuh,
Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (Oleh Malaikat)” (QS. Al-Isra’ : 78)
Pada Surah Al-Baqarah
“Dan dari mana saja kamu keluar
(datang), maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram. Sesungguhnya
ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-sekali
tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. A-Baqarah : 149)
Hadist
“Maka apabila kamu hendak
mengerjakan Shalat, maka sempurnakanlah Berwudhu kemudian menghadap kiblat lalu
takbir” (Diriwayatkan oleh Bukhari Muslim)
“Baitullah (Ka’bah) adalah kiblat
bagi orang-orang yang Shalat dalam Masjid Al-Haram, dan Masjid Al-Haram adalah
kiblat bagi orang-orang yang tiggal di tanah Haram (Makkah), dan tanah Haram
(Makkah) adalah Kiblat bagi seluruh penduduk bumi, timur dan baratnya dari
umatnya. (Hadits diriwatkan oleh Al-Baihaqi).
0 comments:
Post a Comment
Kritik dan saran untuk kebaikan dan penyempurnaan