Sunday, 25 December 2011

Syair Sufi

Syair al-Hallaj tentang keadaan yang dia sebut ‘ain al-jam’, esensi kesatuan:

Ruh-Mu menyatu dengan ruhku
Bagai air anggur menyatu dengan air murni.
Bila sesuatu menyentuh-Mu, ia juga menyentuhku.
Kini “Engkau” adalah “aku” dalam segalanya!

Engkau di sana, antara lapisan-lapisan hati dan
Hati, Engkau sepenuhnya bebas darinya
(Dengan meluncur) bagai air mata dari kelompok mata.
Dan engkau tanamkan kesadaran (pribadi) dalam hatiku
Seperti ruh ditanamkan ke dalam raga.

Gerakan segala sesuatu terjadi karena-Mu
Engkau gerakkan dengan mata air gaib
Duhai Sabit (bulan) yang muncul
Pada hari keempat belas
Hari kedelapan, keempat dan kedua!

Aku sudah jadi Yang aku cinta, dan Yang kucinta
Sudah jadi aku!
Kami adalah dua ruh yang tertanam di dalam satu raga.
Melihatku berarti melihat-Nya,
Melihat-Nya berarti melihat kami.

Inilah aku, inilah aku, Duhai rahasiaku,
Duhai kepercayaanku!
Inilah aku, inilah aku, Duhai harapanku, Duhai maknaku!
Aku seru Engkau… bukan, Engkaulah yang menyeruku
kepada Diri-Mu.
Mana mungkin aku katakan “Engkaulah!” – andai Engkau
tak katakan kepadaku “Akulah”?
Duhai hakikat dari hakikat eksistensiku – Duhai yang
kutuju,
Duhai yang membuatklu bicara, Duhai,
ucapan-ucapanku – engkau,
kedipanku!
Duhai Segala dari segalaku, - Duhai pendengaran dan
penglihatanku,
Duhai substansiku dan bagian-bagianku!
Duhai Segala dari segalaku – segala dari segalanya, teka-
Teki yang
Membingungkan,
Segala dari segala-Mu yang membuatku kesulitan kalau
Mau
Mengungkapkan Engkau!
Dihsi ysng di tangan-Mu ruhku, yang
Haus ekstasi,
O, jadikan indikasinya selalu ada dalam deritaku!...
Duhai yang paling kupinta dan kudambakan,
Duhai makanan ruhku, Duhai hidupku di dunia dan akhirat!
Biarlah hatiku jadi tebusanmu! Duhai pendengaranku, Duhai
Penglihatanku!
Kenapa kau buat aku begitu lama sejauh itu?
Meski Engkau sembunyi dalam apa yang tak terlihat mataku,
Hatiku sudah melihat – Mu dari jauh, ya, dalam pengasinganku!

(Dikutip dalam Massignon, The Passion of al-Hallaj, h. 41-3).

Related Posts:

  • KITA…. DAN PENGOBATAN CARA NABI Telah diriwayatkan dalam atsar Bani Israil, bahwa Nabi Ibrahim al-Khalil As, pernah berkata : “Ya Tuhan! Dari manakah datangnya penyakit?” Jawab-Nya: “Dari-Ku”. Berkata Ibrahim : “Dari mana pula datangnya obat?” Jawab-Nya… Read More
  • Shorof Pengertian Pengertian shorof/tashrif Shorof menurut bahasa adalah berubah atau mengubah. Mengubah dari bentuk aslinya kepada bentuk yang lain. Misalnya merubaah bentuk bangunan rumah kuno menjadi bentuk bangunan rumah yang moder… Read More
  • KITA…. DAN PENGOBATAN CARA NABI /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-pare… Read More
  • MENGOBATI DEMAM Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya demam panas, atau keadaan sangat panas, merupakan percikan jahannam, maka dinginkanlah dengan air”. Di dalam sebuah hadits, Abu Hurairah meriwayatkan; Ketika disebu… Read More
  • DAGING-DAGINGAN Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA … Read More

0 comments:

Post a Comment

Kritik dan saran untuk kebaikan dan penyempurnaan