This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday 28 December 2011

Humor Cerdas Gus Dur

Gitu Aja Kok Repot ﴿

       Gus Dur menghendaki agar pemisahan agama dari politik seterusnya dipelihara. Pernyataan ini Gus Dur menuai cemohonan sebagai sekularisme sejati, imannya tipis, bahkan murtad barangkali, dajjal, dan sebagainya. Orang lupa bahwa Gus Dur itu belum lahir saja sudah islam.
       Reaksi masyarakat itu, oleh Gus Dur lebih banyak memberikan aspirasi untuk menciptakan humor yang menggelitik, dan panas ditelinga orang yang membencinya.
Seperti “Assalaamu’alaikum” ganti aja dengan selamat pagi, selamat sore”
          Soal Tuhan? “tuhan tidak perlu dibela” dengan cara menghancurkan hasil karya budaya, menyakiti manusia, dengan dalih membela Tuhan.
          Masalah “akrap sekali dengan makam-makam (kuburan) “setelah di tabayyunkan”. Mereka tidak punya kepentingan” itulah joke-joke Gus Dur untuk membangunkan para Kiai yang sedang tidur dalam pelukan Orba. Bila diceluti oleh para Kiai, politisi, budayawan, cukup ditangkis dengan “gitu aja kok repot”.
      


      

Mengapa
Ayam Menyeberang Jalan


*      Jika ada Pertanyaan: Mengapa Ayam Menyeberang jalan?.......
Jawaban menurut:
Ø  Guru TK: Supaya sampai ke ujung jalan.
Ø  FBI: Beri saya lima menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa.
Ø  Aristoteles: Karena merupakan sifat alami dari ayam.
Ø  George W Bush: Kami tidak peduli kenapa ayam itu menyeberang! Kami Cuma pingin tahu apakah ayam itu ada dipihak kami atau tidak, apa dia bersama kami atau melawan kami. Tidak ada pihak tengah di sini!
Ø  Darwin: Ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa, telah melalui seleksi alam dengan cara tertentu dan secara alami tereliminasi dengan menyeberang jalan.  
Ø  Einstein: Apakah ayam itu menyeberang jalan atau jalan yang bergerak di bawah ayam itu, semua itu tergantung pada sudut pandang kita sendiri.
Ø  Sutiyoso: Itu ayam pasti ingin naik bushway.
Ø  Soeharto: Ayam-ayam mana yang ndak nyebrang, tak gebuk semua! Kalo perlu ya dikebumikan saja.
Ø  Habibie: ayam menyeberang dikarenakan ada daya tarik gravitasi, dimana terjadi percepatan yang mengakibatkan sang ayam mengikuti rotasi dan berpindah ke seberang jalan.
Ø  Ahmad Dani: Asal ayam itu mau poligami, saya rasa gak ada masalaah mau nyeberang  kemana juga…
Ø  Cinta Laura: ayam nyeberang jhalaan..? karena gak ada owject… biecheek.
Ø  Julia Perez: Memangnya kenapa kalo ayam itu menyeberang jalan? Karena sang jantan ada disana! Daripada sang betina sendirian di seberang sini, yaahh dia kesana laahh… Cape khan pake alat bantu terus?.....
Ø  Butet Kartaredjasa: Lha ya jelas untuk menghindari grebekan kamtib toh!.........
Ø  Megawati: Ayamnya pasti ayam wong cilik. Dia jalan kaki toh!...
Ø  Harmoko: Ayam itu nyeberang berdasarkan petunjuk Presiden.

And the best answer is:
Ø  Gus dur: kenapa ayam nyeberang jalan?........... Ngapain dipikirin?..... Gitu aja kok repot!,,,,,,,,,,
  

(*). Dikutip dalam buku yang berjudul “Humor Cerdas Lelucon segar Sepanjang Masa Ala Gus Dur”
By : Fauzielhafidz@yahoo.com

Kuliah Umum Dalam Rangka Menyambut Tahun Baru Masehi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera, teriring doa semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT yang Maha Rahman dan Maha Rahim kepada hamba-Nya. Amin
Sehubungan dengan berakhirnya Semester Ganjil Tahun Akademik 2011/2012 dan menyambut kedatangan Tahun baru Masehi maka  Ma’had Aly Al Mahfudz Seblak  akan menyelenggarakan Kuliah Umum dengan narasumber Bpk. Sofiyulloh, ST (Anggota badan Hisab dan Rukyat Republik Indonesia ) dengan Materi :
1.      Hisab Tahqiq 1 (Kitab Tsamarotul Fikr, Kitab Irsyadul Murid)
2.      Hisab Tahqiq 3 (KItab Qowaidul Falakiyah, Kitab Manahijul Hamidiyah)Kegiata ini insya Allah akan diselenggarakan pada :
Hari, tanggal                      :     Kamis, 5 Januari  – Selesai
Pukul                                :     08.00 - Selesai                                         
Tempat                             :     Auditorium Mahad ‘Aly Al-Mahfudz
Untuk itu, kami memohon kepada Saudara/i  untuk mendelegasikan Anggota untuk mewakili lembaga/Organisasi Saudara/i  sebagai peserta aktif  dalam kegiatan ini. Untuk scedul/jadwal Perkuliahan bisa dilihat di papan pengumuman mahad Aly al-Mahfudz
Demikian surat undangan ini, besar harapan kami kepada Bapak/Ibu untuk hadir demi suksesnya kegiatan ini. Atas perkenannya kami sampaikan terima kasih.
Informasi lembih lanjut bisa menghubungi: 
Ayu Nurul Faizah   : 085730417790 
Mahrazul Hilmi      : 085730265045 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Mudir Ma’had Aly Al Mahfudz                                              Ketua BEM Mahad Aly Al-Mahfudz
Seblak – Jombang                                                                         



Ir. Ellyono Gunawan M.Tp                                                            Agus Salim



Sunday 25 December 2011

Syair Sufi

Syair al-Hallaj tentang keadaan yang dia sebut ‘ain al-jam’, esensi kesatuan:

Ruh-Mu menyatu dengan ruhku
Bagai air anggur menyatu dengan air murni.
Bila sesuatu menyentuh-Mu, ia juga menyentuhku.
Kini “Engkau” adalah “aku” dalam segalanya!

Engkau di sana, antara lapisan-lapisan hati dan
Hati, Engkau sepenuhnya bebas darinya
(Dengan meluncur) bagai air mata dari kelompok mata.
Dan engkau tanamkan kesadaran (pribadi) dalam hatiku
Seperti ruh ditanamkan ke dalam raga.

Gerakan segala sesuatu terjadi karena-Mu
Engkau gerakkan dengan mata air gaib
Duhai Sabit (bulan) yang muncul
Pada hari keempat belas
Hari kedelapan, keempat dan kedua!

Aku sudah jadi Yang aku cinta, dan Yang kucinta
Sudah jadi aku!
Kami adalah dua ruh yang tertanam di dalam satu raga.
Melihatku berarti melihat-Nya,
Melihat-Nya berarti melihat kami.

Inilah aku, inilah aku, Duhai rahasiaku,
Duhai kepercayaanku!
Inilah aku, inilah aku, Duhai harapanku, Duhai maknaku!
Aku seru Engkau… bukan, Engkaulah yang menyeruku
kepada Diri-Mu.
Mana mungkin aku katakan “Engkaulah!” – andai Engkau
tak katakan kepadaku “Akulah”?
Duhai hakikat dari hakikat eksistensiku – Duhai yang
kutuju,
Duhai yang membuatklu bicara, Duhai,
ucapan-ucapanku – engkau,
kedipanku!
Duhai Segala dari segalaku, - Duhai pendengaran dan
penglihatanku,
Duhai substansiku dan bagian-bagianku!
Duhai Segala dari segalaku – segala dari segalanya, teka-
Teki yang
Membingungkan,
Segala dari segala-Mu yang membuatku kesulitan kalau
Mau
Mengungkapkan Engkau!
Dihsi ysng di tangan-Mu ruhku, yang
Haus ekstasi,
O, jadikan indikasinya selalu ada dalam deritaku!...
Duhai yang paling kupinta dan kudambakan,
Duhai makanan ruhku, Duhai hidupku di dunia dan akhirat!
Biarlah hatiku jadi tebusanmu! Duhai pendengaranku, Duhai
Penglihatanku!
Kenapa kau buat aku begitu lama sejauh itu?
Meski Engkau sembunyi dalam apa yang tak terlihat mataku,
Hatiku sudah melihat – Mu dari jauh, ya, dalam pengasinganku!

(Dikutip dalam Massignon, The Passion of al-Hallaj, h. 41-3).